ENS Indonesia

Please wait...

Blog

MOTIVASI

Mengenal lebih dekat sosok Helmi Yahya, alumni terbaik PKN STAN yang menjabat dirut TVRI

Published at 21 Sep 2018 13:51

Kamu pasti pernah dong menonton acara quiz siapa berani, reality show penghuni terakhir atau uang kaget? Sosok Helmi Yahya lah yang menjadi pelopor dibalik suksesnya program-program tersebut. Namun, banyak yang tidak mengetahui jika sosok Helmi Yahya merupakan salah satu alumni PKN STAN

Ketenaran dan kesuksesan seorang Helmi Yahya tidak diraih secara instan. Adik kandung Politisi Golkar Tantowi Yahya yang merupakan anak bungsu dari empat bersaudara ini harus melalui perjuangan keras, untuk menjadi seperti sekarang. "Ayah saya adalah seorang pedagang kaki lima biasa dan mulai sakit-sakitan saat saya sekolah," ujarnya.

Keterbatasan keuangan keluarga, membuat Helmy kecil mengaku tak berani bermimpi untuk mengejar cita-cita yang terlalu muluk. Menurutnya, bisa menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sudah sangat bagus baginya. Padahal Helmy mengaku, satu cita-cita yang dipendamnya adalah menjadi dokter. Biaya jadi dokter yang sangat mahal, membuatnya mengubur cita-cita tersebut.

Dia sadar, cara untuk bisa sekolah tanpa harus membebani orangtuanya adalah dengan berprestasi. Makanya, dia berupaya untuk mengikuti beragam lomba dan kejuaraan dari tingkat SD hingga SMA. Beragam lomba mulai dari puisi, musik, cerdas cermat, dan lain-lain diikutinya. Dari kemenangan itu, Helmy mengantongi sejumlah hadiah uang yang bisa digunakan untuk sekolah.

Kerja keras dan kecerdasan membuat Helmy sukses meraih Top 5 Nasional saat lulus SMA tahun 1981. Helmy lantas ditawari free pass oleh banyak sekolah tinggi dan perguruan tinggi, salah satunya Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri). Namun tawaran itu ditolaknya karena dia sudah melupakan mimpinya menjadi dokter di kala itu.

Helmy menerima tawaran program Perintis 2, yakni masuk universitas negeri tanpa tes. Dia kemudian diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan menjadi teman seangkatan mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu dan pengamat pertanian Bustanul Arifin.

Namun, Helmy hanya dua bulan mengenyam bangku kuliah di IPB. Helmy hengkang karena mengaku hanya dibantu biaya kuliah saja di IPB, tanpa tanggungan biaya hidup. "Saya menilai ini belum aman bagi saya ke depan, akhirnya saya mundur," ujarnya.

Dengan kondisi ayahnya yang sakit-sakitan, memaksa Helmy mencari kuliah yang benar-benar gratis. Dia pun akhirnya terbayang Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). STAN menjadi tujuan walau dia mengaku pernah minat pada bidang akuntansi karena berasal dari jurusan IPA eksakta saat SMA. "Saya bisa mengenang bahwa momen masuk STAN adalah salah satu momen heroik dalam hidup saya hingga saat ini," ujarnya.

Helmy mendaftar dan diterima di STAN. Walaupun merasa tidak memiliki passion, intuisi Helmy mengharuskannya untuk terus berjalan. Intuisi itu benar, sebab pada tingkat kedua di STAN, selain kuliah gratis, Helmy juga menerima rapelan gaji. Itu terjadi karena ketika itu mahasiswa tingkat kedua STAN sudah diangkat menjadi calon pegawai. "Hari ini saya terima gaji, besok ayah saya meninggal. Karena saya bungsu. Jadi, ayah saya sedemikian habis-habisan untuk mengantarkan putra terakhirnya sampai di tujuan," ucapnya.

Hidup terus berjalan, Helmy melanjutkan kuliah di STAN hingga lulus Diploma III tahun 1984 sebagai lulusan terbaik dengan IPK sempurna. Kemudian, ayah empat orang anak ini melanjutkan kuliahnya hingga jenjang Diploma IV dan lulus tahun 1990 dengan predikat lulusan terbaik.

Pasca lulus dari STAN, Helmy memperoleh beasiswa dari Bank Dunia untuk mengambil gelar Master of Professional Accounting di University of Miami, Florida, Amerika Serikat (AS). Dia berhasil menamatkan kuliah master dan lulus tahun 1992.

Dengan gelar master akuntansi, ternyata jalan hidup Helmy mengarah ke televisi. Jalan hidupnya mengarah ke televisi karena dia mengaku selalu berkecimpung dalam acara kesenian tiap kali ada pentas seni di STAN.

Statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Kementerian Keuangan (Kemkeu) seolah tertutup dengan kariernya di bidang penyiaran. Setelah malang melintang di dunia televisi, pada November 2017, pemerintah secara resmi mengangkat Helmy sebagai Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI).

 

 

referensi:

industri.kontan.com

 

Related Article