Please wait...
Kegiatan bernama “belajar” tentu sudah kamu akrabi sedari kecil. Duduk di depan meja belajar, berusaha menyelesaikan tugas, menghapal materi yang akan diujikan besok, latihan dengan beragam tipe soal, sering membuatmu harus bersabar menahan pening.
Atau tipe belajar jenis lain: ketika kamu tidak hanya harus menggunakan otak melainkan juga anggota tubuhmu untuk menguasai sesuatu. Main basket atau mempelajari instrumen musik, misalnya. Pertanyaannya, apakah intensitas kita belajar sebanding dengan efektivitas metode belajar yang kita lakukan?
1. Perlakukan proses persiapan belajar seperti persiapan maju ke medan perang. Siapkan segala keperluan yang dibutuhkan, jangan sampai ada yang ketinggalan
Banyak orang berpikir kalau mau belajar ya tinggal belajar — padahal itu salah besar. Seperti olahraga, belajar merupakan kegiatan yang membutuhkan energi yang lebih. Saat belajar, otak kita bekerja keras untuk mencerna dan mempelajari yang hal-hal baru yang belum kita kuasai. Maka itu, sebelum belajar kamu wajib mempersiapkan amunisi.
Beberapa persiapan yang dibutuhkan untuk belajar adalah lokasi, waktu, materi, dan yang paling sulit adalah motivasi belajar. Lokasi belajar yang terbaik adalah lokasi dengan sedikit distraksi, seperti perpustakaan atau tempat yang hening. Hindari belajar di tempat tidur (karena rawan godaan untuk tidur) atau tempat yang ramai, karena belajar membutuhkan fokus yang tinggi.
Menentukan waktu terbaik untuk belajar juga tak kalah penting. Coba identifikasi dirimu terlebih dahulu, apakah kamu termasuk tipe yang lebih aktif pada malam hari atau pagi hari. Belajar membutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi, karena itulah belajarlah pada waktu di mana waktumu yang paling aktif. Bekali juga dirimu dengan daftar rinci materi yang harus dipelajari saat itu, lengkap dengan bahan yang sudah dibundel rapi.
2. Jadilah orang yang teguh hati demi menghindar dari segala bentuk distraksi. Khusyuknya proses belajarmu akan menentukan prestasi
Jauhkan sejenak hal-hal yang berpotensi menimbulkan distraksi bagi konsentrasimu saat sedang belajar, seperti ponsel dan internet. Saya juga menyarankan untuk tidak mendengarkan musik saat sedang belajar, terutama musik dengan lirik. Multitasking adalah hal yang sangat dilarang saat belajar.
Kemampuanmu fokus dan bekonsentrasi akan sangat menurun saat belajar sambil melakukan hal-hal yang lain. Jika kamu beralasan menggunakan musik untuk menghilangkan suara berisik di sekitarmu, lebih baik kamu mengalah dan angkat kakilah. Cari saja tempat yang lebih kondusif dan belajarlah di sana.
Jauhkan ponselmu karena kemungkinan besar konsentrasimu akan teralihkan saat kamu mendengar dering ponsel, kamu jadi reflek untuk membaca dan membalas sms. Begitu juga dengan internet, kalau bisa dihindari atau dimatikan, karena internet akan membuatmu tegoda untuk berselancar di dunia maya, hingga kamu menomorduakan kegiatan belajar yang sebenarnya lebih penting.
3. Jika konsentrasi susah didapat– gunakan teknik Pomodoro agar fokusmu terpaksa lekat
Teknik ini mungkin terdengar asing buatmu, namun ini sudah banyak diaplikasikan orang-orang di luar negeri. Teknik Pomodoro merupakan turunan dari hasil penelitian yang menemukan bahwa manusia rata-rata bisa mencapai fokus terbaiknya selama kurang lebih 25 menit.
Penerapan teknik ini juga tidak sulit. Pertama-tama, set timer di alarmu selama 25 menit. Nah, selama 25 menit ini, berikan fokusmu terhadap materi pelajaran hendak kamu pelajari. Setelah 25 menit, berhentilah sejenak, selingi dengan kegiatan lain yang bisa menyegarkan pikiranmu selama 5-10 menit.
Saat break time ini, kamu boleh mengecek media sosial, jalan-jalan, main game ringan, dan apa saja. Setelah itu, kembalilah untuk belajar selama 25 menit lagi. Awalnya mungkin akan terasa susah, tetapi cobalah untuk terus membiasakannya.
4. Triple combo agar semua bahan cepat tercerap: baca materi yang harus kamu pelajari dalam hati- baca dengan suara keras – tuliskan ulang materi dengan tangan
Ada yang mengatakan bahwa tipe belajar manusia itu ada 3, yakni tipe auditorial, visual, atau tipe kinestetik. Tapi faktanya adalah, semakin banyak indera yang kita gunakan saat belajar, semakin banyak informasi yang bisa tercerap. Cara yang paling efektif adalah seperti ini, pertama-tama bacalah dan pahami materi pelajarananya (visual), bacalah sambil mengucapkannya (auditorial), lalu setelah itu tuliskan hal-hal yang kamu pelajari di buku catatan (kinestetik).
Fakta tambahan, usahakan kamu menulis dengan tangan selama proses belajar. Dari sebuah peneltian menunjukkan bahwa menulis dengan tangan jauh lebih menyerap informasi daripada mengetik. Jika selama ini kamu hanya melakukan salah satu dari 3 teknik tersebut, tak ada salahnya kalau kamu menerapkan 3 teknik tersebut sekaligus, dan rasakan sendiri bagaimana dampaknya untukmu.
5. Tutup buku dan lakukan recall demi mengetahui “lubang menganga” dari pemahanmu. Hal ini akan membantu mengetahui materi mana yang harus kamu pelajari ulang
Setelah selesai membaca dan mengingat materi-materi yang kamu pelajari, cobalah untuk melakukan recall. Tutuplah bukumu dan coba ingat semua yang telah kamu pelajari tanpa sedikitpun membukanya. Penting untuk tidak membuka buku, karena kamu dapat masuk ke suatu kondisi yang disebut dengan ilusi kompetensi. Ilusi kompetensi adalah suatu kondisi di mana kamu akan merasa telah mempelajari materi tersebut, padahal pada kenyataannya kamu belum pernah mempelajarinya. Dalam tahap recall ini, kamu akan mengingat-ingat kembali apa yang telah kamu pelajari, dan berusaha mengkaitkan pemahaman dari bagian satu ke bagian laim secara mengalir.
Pada saat recall, kamu pasti akan menemukan suatu bagian yang belum kamu kuasai atau lupa. Setelah kamu berusaha mati-matian mengingat tapi ternyata tidak bisa, barulah buka buku dan cari jawabannya, kemudian ulangi kembali mulai dari awal. Recall dapat dilakukan dengan cara berbicara pada diri sendiri, menulis, atau membuat tes kecil-kecilan.
6. Materi yang kamu pelajari menggunakan sistem kebut semalam juga akan lenyap dalam hitungan jam. Mencicil materi setiap hari bisa membuatmu hidup normal di masa ujian, tak harus seperti zombie
Percayalah, semua materi yang kamu pelajari dalam semalam akan lenyap juga dalam semalam. Padahal kita belajar bukan semata-mata agar lulus ujian, tapi untuk bekal masa depan. Seorang atlet angkat besi saja tidak mungkin latihan hanya 1 hari sebelum perlombaan. Mereka sudah latihan sejak lama dan juga sedikit demi sedikit tiap harinya untuk membentuk otot yang diperlukan untuk perlombaan tersebut. Begitu juga dengan otak kita. Nah, cara agar materi-materi yang sudah kamu pelajari tidak cepat menguap dari otakmu itu sebenarnya mudah. Belajarlah dengan cara mencicilnya. Belajar sedikit demi sedikit tiap hari, asalkan berkualitas. Luangkan waktu 1-2 jam tiap hari untuk mengulang materi kuliah yang baru saja kamu pelajari tadi, kemudian luangkan sekitar 30 menit di esok hari. Penelitian membuktikan, mengulang-ngulang materi pada hari yang sama termasuk cara yang tidak efektif. Jika kamu sudah menguasai materi itu sepenuhnya pada hari itu, stop mempelajari itu. Ulangi materi itu besoknya, dan lakukan secara rutin.
7. Jangan keburu pesimis dulu! Sesulit apapun materi yang harus kamu pelajari yakinlah kalau kamu pasti bisa menguasainya sesuai tenggat waktu
Mungkin kamu pernah menggerutu dan mengeluh seperti ini:
“Materi itu sangat tidak kusuka karena itu bukan passionku” Atau “Aku tidak terlahir untuk matematika atau ilmu sains”. Tapi sampai sekarang tidak pernah ditemukan adanya gen manusia yang dapat mempengaruhi passion seseorang. Sampai sekarang belum ditemukan yang namanya gen kedokteran, gen ilmu bahasa, atau gen kesenian. Seseorang pernah mengatakan kepada saya, “Jangan kejar passion Anda tapi perluas passion Anda”. Artinya kita bisa menjadi apapun yang bisa kita inginkan. Anggaplah kesulitan tersebut sebagai tanda bahwa Anda hanya perlu berjuang sedikit lebih banyak dibanding yang lain. Ubah pikiranmu, buatlah mindset bahwa kamu pasti bisa menjadi apapun yang kamu inginkan.
8. Gunakan teknik memory palace untuk memudahkanmu menghafal. Gabungan kreativitas dan kedekatanmu pada objek penghubung membuat proses menghafal terasa ringan
Kamu terkadang harus menghadapi materi yang menuntut kemampuan menghafal tingkat tinggi. Nah, untuk menghadapinya, kamu perlu menggunakan trik khusus agar bisa menghafal lebih mudah. Ada beberapa cara mudah untuk menghafal sesuatu. Kamu bisa menggunakan singkatan-singkatan atau membuat suatu “memory palace” di otakmu. Memory palace adalah sebuah teknik yang pada awalnya sulit namun kalau sudah sering dilatih bisa diterapkan dengan mudah. Bayangkan tempat yang sudah sangat kamu kenal, seperti rumah, kampus, atau kamar kost. Misalkan kamu diminta untuk menghafal ini, “Andi membawa 5 butir telur, 2 pisang, 3 apel, 1 kotak susu, 1 roti, 3 potong ayam, dan 3 gelas air putih”. Jika anda menghafal per item tentunya akan sulit. Sekarang coba bayangkan ruang makan rumah anda, dan bayangkan di hadapanmu ada barang-barang tersebut. Misal 5 butir telur di atas piring, di sebelahnya ada keranjang dengan isi 2 pisang, dan 3 apel, dan seterusnya. Kamu akan jauh lebih mudah mengingatnya. Semakin kreatif dan semakin aneh gambaran yang kamu buat dalam pikiranmu, semakin mudah kamu mengingatnya.
9. Saat otakmu sedang tidak bisa fokus, itu menandakan dia sedang berada di fase difuse. Jangan memaksa diri, cari kegiatan lain yang membuat otakmu fresh kembali.
Otak kita memiliki dua mode dalam pembelajaran, yaitu mode fokus dan mode difus. Mode fokus adalah mode yang kita gunakan benar-benar fokus dan konsentrasi penuh saat belajar. Mode difus adalah kebalikannya. Jadi, walaupun kedua mode ini sangat bertolak belakang, tetapi keduanya kita butuhkan secara bergantian. Inti dari mode difus adalah membiarkan pikiran kita terbang melayang. Tapi, walaupun kita tidak sedang menggunakan otak kita, otak kita masih tetap bekerja tanpa kita sadari.
Misal kamu terjebak dalam suatu permasalahan matematika yang sulit kamu pecahkan walau sedang fokus mengerjakannya. Kamu tak perlu memaksakan otakmu utnuk memecahkan jawabannya saat itu juga, tinggalkanlah sejenak karena otakmu sedang berada dalam fase difus. Lakukan aktivitas apapun yang bisa mengalihkan pikiranmu dari persoalan matematika tadi.
Setalah otakmu merasa fresh kembali, kembalilah pada permasalahan tadi. Kamu akan merasakan bahwa tiba-tiba seperti ada ilham yang masuk ke dalam otakmu sehingga kamu bisa memecahkan jawabannya dengan mudah. Saat jawaban itu muncul, catatlah dengan cepat karena pada fase difuse, karena hal-hal yang muncul tidak akan bertahan dengan lama di dalam otak.
10. Bungkus kesuksesan belajarmu dengan waktu tidur yang cukup. Tidur lelap memberi kesempatan otakmu melakukan konsolidasi memori, yang membantunya menyerap semua materi
Terkadang kita belajar sampai waktu tidur kita kurang, tetapi tahukah kamu bahwa tidur yang cukup itu membuat belajarmu jadi lebih efektif? Saat tertidur, otak menurunkan intensitas kerjanya. Penurunan intensitas kerja ini akan memberi kesempatan terhadap otak untuk mengkonsolidasi semua ingatan yang telah kamu ciptakan pada hari tersebut.
Sebuah penelitian menggunakan model tikus pernah dilakukan untuk melihat fenomena ini. Tikus tersebut diberi sebuah pelatihan, dan dilakukan pengambilan gambar pada bagian otaknya sebelum tidur dan sesudah tidur. Saat dibandingkan, koneksi antar neuron pada setelah tidur ternyata bertambah lebih banyak dibanding sebelum tidur.
Ini menunjukkan bahwa kita sebenarnya bukanlah orang yang sama saat sebelum tidur. Inti dari penelitian tersebut adalah menunjukkan bahwa pada saat tidur, terjadi proses konsolidasi memori yang masif dan terjadi penambahan hubungan antar sel saraf yang banyak. Nah, sudahkan tidurmu cukup?
Itulah tadi beberap cara yang bisa kamu terapkan pada saat belajar. Dengan menggunakan strategi belajar yang benar, kamu bisa mencerna ilmu dengan mudah tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga dan pikiran! Silakan mencoba dan selamat belajar dengan cerdas
sumber: